4/16/2013

My Little Superhero !

 Namaku Indra, umurku masih 15 tahun. Aku sangat mengidolakan Batman ! ya, Batman adalah superhero favoritku. Aku mengoleksi apapun yang berbau superhero berjubah hitam itu. Meskipun diusiaku yang bisa dikatakan sudah remaja ini, tapi aku masih saja gemar berburu barang-barang yang berkaitan dengan superhero favoritku itu. 

Suatu sore yang cerah, aku duduk di halaman rumah sambil menikmati langit sore yang indah ditemani semangkuk bakso.  "Ma, sore ini enak banget ya rasanya. Udah udaranya sejuk, anak-anak tetangga pada di rumahnya semua, ditambah makan bakso yang pedes ini. Wih lengkap deh !" aku melihat mamaku sambil terkekeh dan senyum kecil. Mama juga hanya melihatku dan tertawa kecil. Prak ! tiba-tiba ada suara dari dalam rumah yang mengejutkanku dan mamaku. Suaranya seperti benda jatuh, perasaanku sudah tidak enak. "Ozi ! apa yang barusan kau lakukan ?!" badanku lemas dan langsung mengambil serpihan-serpihan miniaturku. "Em..em.. maaf mas, aku nggak sengaja njatuhin miniaturnya mas indra" Ozi menatapku dengan mata memelas dan bersalah. Tapi semua itu membutakanku dan aku malah membentak adikku yang masih kecil itu. Dengan mata yang sudah berkaca-kaca dan kemarahan yang sudah menumpuk, aku seperti kesetanan menganbil serpihan-serpihan dan sisa miniaturku yang dipecahkan adikku. Aku berdiri, menatap mata mamaku yang sedang memeluk erat adikku yang menangis. Mata mama mengisyaratkanku untuk memaafkan adikku, tapi aku tak menghiraukannya dan berlari menuju kamarku dan Brak ! pintu kamar kubanting dengan keras. 

"Bagaimana aku tidak marah Ma ?! Ozi sudah memecahkan miniatur Batmanku yang kubeli seharga lima ratus ribu rupiah ! dan itu salah satu miniaturku yang paling berharga." Aku memandang mamaku sambil marah-marah sesaat setelah mama menutup pintu kamarku. "Mama tau ndra, tapi seenggaknya kamu harus memaafkan adikkmu, toh dia juga tidak melakukannya dengan sengaja." Mama mencoba menenangkanku dan mengelus-elus kepalaku. "Pokoknya aku nggak mau maaafin Ozi sebelum dia memberikanku ganti dari miniaturku yang dipecahkannya itu !","Tapi kan Ozi masih sd, masa dia tau bagaimana dan dimana dia harus membelinya ? Sudahlah relakan saja ndra, itukan hanya sebuah miniatur yang tidak lebih berharga dari adikmu !" Mama mulai meninggikan nada suaranya dan menatapku tajam. Tapi aku memalingkan pandangan dan berakata dengan suara yang hampir tidak terdengar... "Maaf ma, aku masih belum bisa memaafkan Ozi.." Mama berdiri, kami saling bertemu mata selama beberapa detik. "Mama kecewa sama kamu ndra, sudah terserah apa yang akan kamu lakukan terhadap adikmu !" mama pergi meninggalkan kamar tanpa melihatku. 

"Ma, aku berangkat sekolah dulu ya !" Aku menyalami mama yang sedang duduk di ruang tamu, wajahnya lumayan pucat dikarnakan sakit flu yang dideritanya sejak 2 hari yang lalu. Mama mengangguk dan memberiku uang sangu. "Hati-hati di jalan ya nak.." Aku tersenyum dan mengangguk seraya menggas motorku dan bergegas pergi ke sekolah. Kring.. Kring.. Kring.. bel pulang berbunyi. "Hei Ndra! nggak ikut main ta kamu sama anak-anak ?","Sorry ya aku nggak ikut main kalau sekarang, soalnya aku mau njaga mamaku yang masih sakit" Teman-temanku mengangguk dan segera pergi meninggalkanku. Akupun langsung mengambil motor dan langsung pulang. Saat hampir sampai di rumah, aku mampir dulu ke toserba yang ada di pinggir jalan. Dari kaca luar toserba, aku melihat sosok anak kecil yang familiar di mataku, itu Ozi ! "ngapain dia kesini, ini kan lumayan jauh dari rumah.." aku berkata dalam hati. Saat menoleh ke kiri, aku melihat mama juga disitu, dalam hati aku langsung berpikiran kalau adikku itu minta dibelikan mainan dan meminta mama untuk mengantarnya kesini. Saat mereka keluar dari toserba, aku masih dalam persembunyianku yang jelas mereka tidak akan melihatnya dari sana. Tiba-tiba seorang anak jalanan perlahan menghampiri adikku, dan Sret ! anak jalanan itu merampas barang yang ada di tangan adikku, tapi dengan sigap adikku lari dan mencoba mengambilnya lagi. Mama yang saat itu dalam kondisi flu tidak bisa berteriak dan berlari kencang, dan setelah menendang kaki si anak jalanan, Ozi bisa mengambil barang itu lagi. Blak ! adikku didorong sampai ke tengah jalan raya dan jatuh tersungkur. Anak jalanan itu kabur dan saat itu aku langsung keluar dari persembunyiannku berlari menuju adikku dan mamaku. Persis sebelum sebuah mobil akan menabrak adikku, mama dengan sigap berdiri dan menghalangi mobil itu. Ciiitt... suara rem mobil terdengar memekikkan telinga. Mobil itupun tidak sampai menabrak ozi, seketika itu juga mama jatuh tersungkur, mungkin karna terlalu tegang dan deg-deg an. Ozi memeluk mama dan berusaha membantu mama berdiri. Di trotoar, sudah banyak orang yang mengerubungi, lalu kulihat miniatur Batman yang jatuh tergeletak di pinggir trotoar. Aku mengambilnya, masih jelas harga yang terpampang disana.. Rp.25.000, seketika aku menatap adikku yang sudah berdiri disamping mama yang masih sempoyongan. Tanpa banyak bicara aku memeluk erat adikku, aku sadar kalau miniatur yang dipecahkan adikku itu bukan apa-apa dan tidak berharga dibanding nyawa adikku. Mama yang sadar kalau aku sudah disana, langsung ikut memelukku dan meneteskan air matanya seraya berkata "Hal seperti ini jangan terulang lagi ya Ndra, kamu sudah besar dan kamu juga wajib menjaga adikmu.." Di dalam pelukan mama dan Ozi, aku mengangguk.. dan berkata dalam hati "Ya, aku akan menjaga adikku.." 


Okeee, itu cerpen yang pertama dari sayaa, enjoy ya :D

0 comments:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Post a Comment